HUKUM OHM
HUKUM OHM
“ Resistor tersambung seri suatu arus I akan mengalir melalui semua bagian dari rangkaian akibat dari beda potensial yangdi berikan oleh baterai Vt. Sehingga dalam suatu rangkaian seri nilai arusnya sama diseluruh rangkaian. Ketika arus mengalir melalui setiap resistor dalam rangkaian R1, R2, R 3 akan ada tegangan drop sepanjang resistor yang nilainya ditentukan oleh I dan R. Karena dari hukum Ohm V=IR, maka jumlah dari setiap tegangan drop V1, V2, V3 akan sama dengan tegangan total Vt. Sedangkan resistor tersambung secara paralel, tegangan yang sama berlaku disepanjang cabang rangkaian. Total arus akan terbagi ketika mencapai hubungan/sambungan resistor. Sebagiannya akan mengalir di setiap resistor. Jumlah masing-masing arus I1, I2, I3 akan sama dengan arus total Itot ”. (Instalasi Listrik Dasar, Trevor Linsley : 118, 2004)
“ Hukum Ohm menyatakan bahwa untuk suatu konduktor logam pada suhu konstan, perbandingan antara perbedaan potensial AV antara dua titik dari konduktor dengan arus listrik I yang melalui konduktor tersebut adalah konstan. Konstan ini disebut tahanan listrik R dari konduktor antara dua titik. JADI, hukum ohm bisa dinyatakan sebagai ”.
(Dasar-dasar Fisika Universitas, Marcelo Alonso : 77, 1994)
“ Secara teknis, setiap material (kecuali superkonduktor) memberikan resistansi terhadap aliran arus. Nilai resistansi ditentukan oleh dua factor yaitu resistivitas inheren material dan geometri Deveis. Resistivitas di representasikan oleh symbol ρ, merupakan ukuran mudah tidaknya electron bergerak di dalam suatu material tertentu. Setiap material memiliki resistivitas inheren yang berbeda, tergantung pada temperaturnya. Resistansi dari suatu objek tertentu diperoleh dengan mengalikan resistivitasnya dengan panjang L dari resistor. Secara sistematis ditulis R= ρ ”. (Rangkaian listrik, William H. Hayt : 24, 2005)
“ Gaya gerak listrik (GGL) adalah tegangan yang diukur pada terminal sumber tanpa adanya beban terpasang. Jadi, tidak ada arus yang mengalir. Sedangkan tegangan jepit adalah tegangan yang diukur pada terminal sumber saat beban terpasang, dan tahanan dalam sumber arus dihitung. Karena setelah mengalir akan terjadi drop voltage pada sumber”. (Answer.yahoo.com)
“ Berapa besar aliran arus pada kawat tidak hanya bergantung pada tegangan, tetapi juga pada hambatan yang diberikan kawat terhadap aliran electron. Makin tinggi hambatan ini, makin tinggi pula hambatan ini, makin kecil arus untuk suatu tegangan V, Kemudian mendefinisikan hambatan sehingga arus berbanding terbalik dengan hambatan. Dimana R adalah hambatan kawat, V adalah beda potensial yang melintasi kawat tersebut dan I adalah arus yang mengalir padanya. Hubungan ini sering dituliskan dan dikenal dengan hokum ohm”.(FISIKA, Giancoli: 67-68, 1998)
III. LANGKAH-LANGKAH KERJA
3.1. Disiapkan alat dan bahan
3.2. Dipasang bola lampu, kabel penghubung, kabel penyidik pada papan rangkaian
3.3. Kabel penyidik langsung dipasang ke sumber tegangan
3.4. Dengan menggunakan ohmmeter, diukur nilai hambatan filamen lampu pijar dan hambatan-hambatan yang digunakan
3.5. Pastikan catu daya dalam keadaan off, lalu dihubungkan bola lampu ijar ke catu daya, lalu dipasang amperemeter dan voltmeter .
5.6 Dihidupkan catu daya dan tombol pengatur tegangan diputar pada posisi 3V kemudian dibaca besar kuat arus listrik yang ditunjukkan oleh amperemeter (A) dan beda potensial yang ditunjukkan oleh voltmeter (V). Dicatat hasil pengukuran pada tabel.
5.7 Dianjurkan untuk setiap penghantar, bola lampu pijar disentuh dengan ujung jari untuk merasakan apakah ada kenaikan suhu.
5.8 Ulangi percobaan dengan tombol pengatur tegangan catu daya pada posisi 6V dan kemudian 9V. Lalu dicatat hasil pengukuran pada table.
5.9 Ditukar bola lampu pijar berturut-turut dengan hambatan 47 Ω, 100 Ω, 470 Ω, Lalu ulangi percobaan 4-5.